Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah untuk matakuliah Teori Organisasi Umum1 ini yang menjelaskan tentang arti kepemimpinan dalam organisasi.
Kami menyadari, walaupun kami telah bekerja keras untuk menyusun Makalah ini, namun tidak akan mungkin menjadi lebih baik tanpa masukan pihak lain. Untuk itu kami mengharapkan kepada semua pihak agar memberikan berbagai masukan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami yang berisi arti penting kepemimpinan dalam organisasi.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
- Dosen matakuliah Teori Organisasi Umum 1 yang juga selaku dosen pembimbing kami dalam penyelesaian makalah ini.
- Teman-teman yang telah memberi kami masukan dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah Teori Organisasi Umum 1 yang berisi tentang arti penting kepemimpinan dalam organisasi ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi siapapun yang membacanya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya ALLAH lah yang Punya dan MahaKuasa.
Depok, Oktober2014
Kelompok 6
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………………………………………..ii
Bab 1. Pendahuluan……………………………………………………………………………….
- Latar Belakang………………………………………………………………………………..4
- Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….4
- Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………..5
- Metode Penulisan…………………………………………………………………………….5
Bab 2. Pembahasan……………………………………………………………………………….
2.1 Pengertian Kepemimpinan…………………………………………………………………..6
2.2 Definisi Organisasi…………………………………………………………………………..7
2.3 Kepemimpinan Dalam Organisasi……………………………………………………………7
2.4 Tipe – Tipe Kepemimpinan…………………………………………………………………10
2.5 Teori – Teori Dalam Studi Kepemimpinan………………………………………………….11
2.6 Contoh Kasus Kepemimpinan Dalam Organisasi…………………………………………..13
Bab 3. Penutup…………………………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..14
3.2 Saran………………………………………………………………………………………14
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin didunia.Didalam kehidupan nyata, manusia harus selalu berinteraksi dan beradaptasi dengan sesama maupun dengan lingkungan.Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirisehingga manusia harus hidup berkelompok, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.Hal itu ditujukan agar manusia dapat bersosisalisasi dengan sesamanya manupun lingkungannya.
Oleh sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan seseorang yang bisa memimpin kelompok itu, sebab jika tidak ada pemimpin maka akan terpecah belah lah kelompok tersebut. Untuk mengelolanya, diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.
Pemimpin adalah figur seseorang yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan yang paling penting berwibawa dan bisa memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sekarang ini, sudah sangat sedikit orang yang mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik didalam organisasi maupun badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan. Untuk itu maka sangat penting bagi para remaja-remaja mulai membiasakan diri untuk belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bisa memberikan arahan yang baik didalam organisasi. Salah satunya memberikan pendidikan atau pembelajaran tentang pentingnya kepemimpinan didalam organisasi.
Dalam praktek sehari-hari, seorang diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal kedua hal tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah dan berkembang.
Atas dasar karena semakin sedikitnya seseorang yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan banyak orang yang tidak percaya diri bahwa dirinya sebenarnya bisa menjadi seorang pemimpin maka kami akan membahas lebih dalam tentang arti penting kepemimpinan dalam organisasi.
1.2 RumusanMasalah
- Apa pengertian kepemimpinan ?
- Apa pengertian organisasi?
- Jelaskan tipe – tipe kepemimpinan?
- Jelaskan teori – teori kepemimpinan?
- Apa arti penting kepemimpinan dalam organisasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
- Memenuhi salah satu tugas Teori Organisasi Umum 1.
- Mahasiswa memahami materi tentang arti kepemimpinan dalam organisasi.
- Mahasiswa mengetahui pentingnya kepemimpinan di dalam suatu organisasi.
- MetodePenulisan
Metode penulisan yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode kepustakaan, yaitu dengan mencari beberapa bahasan yang berkaitan dengan tema makalah ini di Internet dan dari Buku Literatur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisikepemimpinan
Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keika tanpa dasasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja.Dan dapat diterangkan secara lebih rinci seperti berikut.
Kemampuan memperoleh :kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang memungkinkan manajer membuat orang –orangnya bersedia mengerjakan apa yang harus di kerjakan.
Kosensus dan keikatan : Lenin pernah mengatakan bahwa 100 orang terorganisasikan , yang terikat kepada suatu sasaran, akan menundukan 1000 orang. Jhonhan cock menyatakan bahwa ia lebih senang kepada keputusan yang 50% benar secara teknis dan kelompok menerimanya 90% antusiasme , daripada suatu keputusan yang 90% benar secara teknis dan kelompok menerimanya hanya dengan 50 % antusiasme. Inilah sebabnya mengapa pemimpin jikalau mungkin, berusaha mendapatkan consensus dan keikatan daripada kesewenang-wenangan keunggulan satu suara.
Pada sasaran bersama : ini membedakan kepemimpinan dari manipulasi. Tujuan pemimpin dan bawah anti dan tidak usah sama, dan jarang dapat sama. Tetapi harus ada beberapa sasaran bersama, jika hendak berkerja sama.
Yang di capai :kepemimpinanadalah suatu faktor kelipatanyan berurusandengan 35 sampai 40% lebihnya. Tujuannya adalahuntuk memberikanhasil yang melebihiharapanbiasaorganisasi . .
Pengalamansumbangandankepuasan :inimeliputijauhlebihbanyakdaripadasekedarperasaanmenyumbangsuksesdankepuasanbelaka. Sementarabos, lurahdanbonekamungkinhanyamemperhatikanpemuasankebutuhanmerekasendiri,pemimpinharusmemungkinkanpasukannyamemenuhibeberapakebutuhanpentingmereka.Jadi, pemimpinadalah orang yang memungkinkanataumempermudahsesuatu.
2.2 DefinisiOrganisasi
Penyusunan dan pengaturan bagian – bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu).
Kamus modern bahasa Indonesia M. dahlan Al Barry
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai – bagian bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
W.J.S. Poerwadarminta, KamusUmum Bahasa Indonesia
Organisasi adalah system sosial yang memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan prosedur pergantian anggota.
JanuMurdiyamoko& Citra Handayani, Sosiologiuntuk SMU Kelas I
Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
MenurutJames D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi sudah sangat jelas bahwa organisasi itu pasti mengandung unsure individu yang berkumpul dalam sebuah kelompok yang memiliki tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut, dan di dalamnya terdapat susunan kepemimpinan untuk mengatur jalannya organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.
2.3 Kepemimpinandalamorganisasi
Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek yang sudah dijelaskan tadi, didalamnya terdapat peran dari pemimpin dan sikap kepemimpinan yang harus dimiliki untuk mengatur organisasi tersebut, kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang baik dari anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien, yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangatlah rendah.
Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari :
- Cerdas
- Terampil secara konseptual
- Kreatif
- Diplomatis dan taktis
- Lancar berbicara
- Memiliki pengetahuan ttg tugas kelompok
- Persuasive
- Memiliki keterampilan sosial
Sedangkan Robins (1996) mengatakan bahwa teori ini adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan yang bukan pemimpin.
Fungsi – Fungsi Kepemimpinan
- Menyampaikan Informasi
- Memberikan Perintah
- Mendelegasikan wewenang
- Memberikan motivasi
- Menerima Umpan balik
- Mengkoordinasikan manusia dan pekerjaan
- Melakukan Pengendalian
Mitos Mengenai Kepemimpinan Organisasi
Dijaman sekarang ini sudah sedikit sekali sosok – sosok pemimpin yang benar – benar memiliki jiwa kepemimpinan.Mereka hanya sekedar ingin mendapatkan posisi tersebut namun tidak dapat bertanggung jawab dengan posisinya, yaitu sebagai pemimpin.Dan ada beberapa omong kosong yang masih beredar mengenai kepemimpinan. Berikut ada beberapa bentuk omong kosong yang masih biasa didapati :
- Seorang pemimpin harus mempunyai kepribadian
- Seorang pemimpin harus demokratis
- Seorang pemimpin harus mempunyai garis keturunan kepemimpinan
- Seorang pemimpin harus manis dan cerdik
- Seorang Pemimpin harus mempunyai karisma
- Seorang pemimpin harus menciptakan situasi yang tepat
- Seorang pemimpin harus agresif.
Padahal seharusnya seorang pemimpin harus memiliki sifat – sifat seperti dibawah ini :
- Kemampuan mendapatkan kerjasama
- Kemampuan administrasi
- Daya Tarik
- Kemampuan bekerja sama
- Kemampuan mengasuh
- Popularitas
- Kecakapan hubungan antar manusia
- Partisipasi sosial
- Cepat tanggap
Dan sifat – sifat yang berhubungan dengan tugas juga penting :
- Kebutuhan berprestasi
- Dorongan bertanggung jawab
- Inisiatif
- Tanggung jawab dalam mengejar sasaran
- Orientasi tugas.
Memperbaiki Kepemimpinan
Tidak ada rumus gaib bagi kepemimpinan yang efektif, tetapi dapat mengambil beberapa langkah positif untuk memperbaiki perilaku.Sebaiknya lugas, tetapi jangan condong meremehkan persoalan. Perilaku kepemimpinan terjadi ditengah – tengah sejumlah besar medan kekuatan, antara lain :
Organisasi. Ini mencakup filsafat perusahaan, tradisi, kebiasaan, Suasana, dan cara beroperasi.
Teknik.Jenis berbagai tugas dalam perusahaan besar ada banyak, masing-masing mempunyai tuntunan sendiri dan menentukan disiplin sendiri-sendiri.
Unit kerja. Kelompok-kelompok sangat berlainan tingkat identifikasi mereka dengan tujuan organisasi, sikap mereka terhadap organisasi, tekanan-tekanan yang harus mereka perhatikan, norma perilaku, sistem ganjaran hukuman, kepaduan, dan homogenitas mereka.
Individu.Masing – masing bawahan mempunyai pola unik mengenai kebutuhannya, keinginannya, cita-citanya, motivasinya, kekuatannya, kelemahannya, dan tujuannya.
Manajerial.Tiap pemimpin mengepalai suatu kelompok, berkaitan dengan rekan, dan melapor kepada atasan.Masing –masing mempunyai konsep sendiri mengenai efektivitas, pergaulan yang tepat, dan perilaku yang dapat diterima.Harus menghindari untuk menjadi pemimpin dengan cepat.
Kembangkan kepekaan seorang pemimpinakan petunjuk. Seorang pemimpin harus bisa menganalisis suatu permasalahan dengan tenang sehingga seorang pemimpin juga dapat mengerti kenyataan apa yang sedang dihadapi.
Kembangkan kepekaan seorang pemimpin terhadap isyarat.Kekuasaan dan pengaruh mempunyai berbagai bentuk dan dibagikan secara tidak merata diseluruh organisasi. Hendaknya seorang pemimpin peka terhadap isyarat-isyarat dari kelompok dan individu yang mempunyai kekuasaan.
2.4 Tipe- Tipe Kepemimpinan
- Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang menganggap organisasi sebagai milik pribadi, hal ini menyebabkan tipe pemimpin ini selalu mengidentikan kepentingan pribadi daripada tujuan organisasi, membuat pemimpin tersebut memiliki pribadi yang selalu menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya, karena itu dalam tindakan pergerakannya mengandung unsure paksaan dan punitive atau bersifat menghukum.
- Tipe Militeristis
Yaitu pemimpin yang menggunakan system perintah dalam menggerakan bawahannya, senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakan bawahannya, senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, dan tidak berbeda jauh dengan Otokratis, pemimpin seperti ini sukar menerima kritikan dari bawahan dan menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.
- Tipe Paternalistis
Yaitu pemimpin yang menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, biasanya bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan pada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif, juga jarang memberikan kesempatan bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, pemimpin tipe ini sering bersikap maha tahu.
- Tipe Kharismatis
Tipe pemimpin ini memang sukar untuk dijelaskan secara teori, dalam kenyataan nya pemimpin kharismatis ini mempunyai daya tarik yang sangat besar, yang mengakibatkan timbulnya rasa kagum dari para pengikutnya, menimbulkan rasa hormat yang begitu besar dari bawahannya dan pemimpin kharismatis ini selalu memiliki pengikut yang sangat banyak.
- Tipe Laissez Faire
Pemimpin tipe ini dalam memimpin organisasi mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan hati nurani, tapi kepentingan bersama dijaga dengan baik, dalam kenyataan nya organisasi yang dipimpin oleh pemimpin seperti ini akan berjalan lancer dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang sudah memahami tujuan, sasaran dan tugasnya dalam organisasi tersebut.
- Tipe Demokratis
Pemimpin seperti ini akan selalu berusaha mensingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadai dari para bawahannya, senang menerima saran dari para bawahannya karena memiliki sifat demokratis, dia akan selalu berusaha menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, selalu mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan, berusaha mengembangkan kapasitas dari pribadinya sebagai pemimpin, dan suka melibatkan bawahannya secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
2.5 Teori – Teori Dalam Studi Kepemimpinan
Teori Great Man
- Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir
- Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan
- Kekuasaan berada pd sejumlah org tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin
- “Asal Raja Menjadi Raja”2
Teori Big Bang
- Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin
- Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut
- Situasi mrpk peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll
- Pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat
Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
- Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin
- Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis
- Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar
Teori Perilaku (Behavior Theories)
- Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
- Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi
Teori Kontingensi atau Teori Situasional
- Resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi
- Teori ini berpendapat bahwa tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi
Filosofi Teori
- Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda
- Situational Approach
Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin
2.6 Contoh Kasus
Secara hukum tata negara, bangsa Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Sistem ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat dari presiden dan parlemen yang kuat dalam mendukung program-program yang hendak dijalankan oleh pemerintah. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka akan berpengaruhi pelaksanaan program-program pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara dari UGM Zainal Arifin Mochtar dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Transperancy International Indonesia (TII) di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, pada Kamis (2/10).
Diskusi yang bertemakan “Perppu SBY: Solusi atau Jebakan” dihadiri juga oleh pakar hukum tata negara lain, yakni Refly Harun dan Saldi Isra serta pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti. Diskusi ini dipandu oleh pengamat dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani.
“Dalam konteks sistem presidensial di Indonesia, sangat dibutuh kepemimpinan yang kuat dan parlemen yang kuat. Jika tidak terpenuhi salah satunya, kita akan menderita penyakit seperti yang kita dialami di era pemerintahan SBY atau di masa transisi ke Jokowi atau pemerintahan Jokowi nanti,”ujar Zainal Arifin.
Zainal mengungkapkan bahwa dalam pemerintahan SBY, parlemennya kuat, namun kepemimpinan dari SBY lemah. Hal ini mengakibatkan SBY tersandera oleh kepentingan parlemen dibandingkan kepentingan rakyat. Padahal SBY, dipilih oleh hampir 60 persen penduduk Indonesia.
“SBY membangun parlemen yang kuat dengan koalisi yang gemuk. Namun, pemerintahan juga toh tidak berjalan, tetapi dipenuhi transaksi kepentingan partai,”tuturnya.
Menurutnya, hal ini akan berbeda dengan pemerintahan Jokowi-JK yang akan datang. Zainal menilai Jokowi memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk menjalankan roda pemerintahan dalam sistem presidensial. Namun, Jokowi belum memiliki parlemen yang kuat. Konsekuensinya, pemerintahan Jokowi kemungkinan besar tidak stabil dan program-programnya akan dijegal di parlemen.
“Realitas politik yang terjadi akhir-akhir ini, mulai dari UU MD3, UU Pilkada, pemilihan ketua dan alat kelengkapan DPR, sudah menunjukkan upaya-upaya dari parlemen menjegal pemerintahan Jokowi-JK,”ungkapnya.
Zainal pun mengharapkan kubu Jokowi-JK bisa membangun komunikasi politik dengan partai lain untuk menambah mitra koalisi agar memperkuat posisi di parlemen.
Dalam kasus ini sosok seorang pemimpin sangat berperan penting dalam menjalankan pemerintahan. Seorang pemimpin juga harus kuat dalam menghadapi permasalahan apapun agar pemerintahan tetap berjalan dengan baik dan dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. didalam kasus ini juga terlihat perbedaan cara kepemimpinan antara SBY dengan Jokowi untuk menjalankan pemerintahan yang dipimpin oleh kedua tokoh nomer satu di Indonesia.
Seorang pemimpin juga harus bisa menuntun dan membawa para bawahannya untuk lebih maju dan membawa parlemnnya agar lebih kuat lagi agar tidak mudah terhasut. Seorang pemimpin harus tegas kepada anggotanya. Jika pemimpin dalam organisasi tersebut memiliki sifat yang lemah dan mudah terhasut maka anggotanya yang berbuat salah tersebut akan deberikan sanksi yang tidak sepadan dengan perbuatannya yang sudah mencoreng nama baik partai/organisasi tersebut.
Maka dari itu dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab, jujur, ulet, tegas, pintar dalam mengambil keputusan, dan harus kuat dalam menghadapi permasalahan apapun, dapat menemukan solusi yang efektif dan cepat dari permasalahan yang sedang dihadapi, serta dapat membawa parlemen nya menjadi parlemen yang lebih kuat lagi agar tidak mudah goyah pemerintahannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keikatan pada sasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja sedangkan organisasi itu pasti mengandung unsur individu yang berkumpul dalam sebuah kelompok yang memiliki tujuan tertentu, memiliki aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut, dan didalamnya terdapat susunan kepemimpinan untuk mengatur jalannya organisasi tersebut agar berjalan dengan baik.
Kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsure kepemimpinan yang baik dari anggotanya juga dari pemimpin organisasinya, maka setiap masalah yang muncul dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien, yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat dan kepuasan dari tercapainya tujuan tersebut persentasenya sangat rendah.Seorang pemimpin harus memiliki keahlian dan kemampuan sosial agar menjadi seorang pemimpin yang baik dan bertanggung jawab serta seorang pemimpin harus benar – benar dapat melaksanakan tanggung jawabnya, melakukan kontrol dan pengendalian agar tujuan didalam organisasi tersebut dapat tercapai. Karakteristik pemimpin sukses terdiri dari : Cerdas, Terampil secara konseptual, Kreatif, Diplomatis dan taktis, Lancar berbicara, Memiliki pengetahuan tentang tugas kelompok, Persuasive, dan Memiliki keterampilan sosial.
3.2 Saran
Disaat sekarang ini dalam menentukan seorang pemimpin atau apabila ingin menjadi seorang pemimpin sebaiknya perhatikan sifat- sifatnya, karakter dari calon pemimpin itu sendiri karena apabila salah memilih pemimpin organisasi tidak akan dapat mencapai tujuannya dan jalannya suatu organisasi juga akan berantakan. Dalam memilih seorang pemimpin diharuskan mempunyai keahlian dan pengetahuan yang sangat luas. Tidak hanya pengetahuan umum tetapi harus memiliki keterampilan khusus, diantaranya keterampilan dalam mengelola sumber daya manusia, keterampilan teknis. Seorang pemimpin harus memiliki sikap dan perilaku yang baik, karena seorang pemimpin menjadi panutan atau contoh untuk bawahannya. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, jujur dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diamanahkan kepada dia.
sumber : https://edigooners.wordpress.com/2014/10/09/185/
0 komentar: