Contoh Membuat Susunan Acara Pensi di Sekolah

Contoh Membuat Susunan Acara Pensi di Sekolah -





Saya yakin kalian yang mencari informasi tentang membuat proposal Pensi pasti para anggota Osis. Biasanya pensi akan diadakan ketika selesai ujian nasinal atau di acara perpisahan di sekolah. Bagi anda yang tergabung dalam osis ada baiknya anda mempelajari dulu cara membuat proposal nya.
Sebelum itu anda harus menyiapkan rencana pada jauh hari supaya acara dapat berjalan dengan lancar tanpa tergesah-gesah. Baiklah langsung saja kita simak cara membuat proposal susunan acara pada pentas seni yang bisa anda pelajari ;

Bahan awal yang harus anda pkirkan untuk pembuatan proposal pensi sekolah adalah ;

1. Jenis kegiatan Pensi
Dalam hal ini anda berhak mennetukan jenis kegiatan pensi yang akan digelar, contohnya : Festival Band, Festival Dance, Lomba Puisi atau bisa kegiatan lain

2. Susunan Kepanitiaan
Di dalam susunan panitia biasanya terdiri atas Penanggung Jawab, Penasehat, Ketua Pelaksana, Wakil Ketua, Sekertaris, bendahara,seksi-seksi dan anggota. Itu masih bisa ditambah sesuai dengan keperluan acara tersebut

3. Tempat dan waktu pelaksana
Anda harus juga menentukan waktu, tanggal dan tempat dimana akan dilaksanakan pensi tersebut, biasanya ada di lampiran susunan acara.Contoh : Waktu dilaksanakan pensi tanggal 2 April 2013 sd 9 April dan Tempat di SMU Jungkir Balik.

4. Anggaran dana kegiatan Pensi
Point ini adalah yang terpenting, bila tidak ada anggaran maka pensi yang di rencanakan tidak mungkin bisa terlaksana. Jadi anda harus menyusun anggaran dana dengan benar. Anda harus belajar bersama anggota lain tentang cara mengatur dan menentukan dana. mulai dari berapa iuran siswa yang di gunakan untuk acara ini.

Dalam anggaran kegiatan anda harus memperhatikan jenis kegiatan nya, masing-masing kegiatan harus dijelaskan secara rinci mulai dari Administrasi, konsumsi, perlengakapan dan lain sebagainya.

Setelah rancangan diatas sudah anda susun dengan benar, langkah berikutnya adalah membuat Proposal kegiatan pentas seni tersebut untuk diajukan kepada Kepala Sekolah. Dengan adanya rancangan diatas anda akan mudah membuat Proposal.

Cara dan langkah-langkah menyusun proposal Pensi sekolah
Yang harus anda perhatikan dalam membuat proposal sebagai berikut

  1. Judul
  2. Pendahuluan 
  3. Dasar Kegiatan 
  4. Tujuan Kegiatan
  5. Nama Kegiatan
  6. Waktu dan tempat
  7. Susunan Acara
  8. Susunan panitia
  9. Anggaran 
  10. Lampiran
Jika Proposal sudah selesai dibuat sekarang tinggal menunggu konfirmasi dari Kepala Sekolah. Jika anda belum paham silahkan download contoh Proposal susunan acara pensi disini, yang bisa langsung anda pelajari. Mudah bukan cara membuat Proposal kegiatan, semoga bisa mudahkan anda untuk belajar mengadakan kegiatan Pensi sekolah

Saya akan menujukan contoh Susunan acara  yang bisa anda pelajari ;

Contoh Susunan Acara Pensi Sekolah 

  1. Doa
  2. Sambutan Kepala sekolah
  3. Talent (Tarian daerah atau Modern) kelas XII IPA dan IPS
  4. Talent (Musik) Kelas XII IPA
  5. Drama dari Kelas XII IPA
  6. Talent (musik/tari) dari kela XII IPS
  7. Pembacaan Puisi
  8. Talent (Vocal Grub gabungan kelas XII IPA dan IPS)
  9. Talent 
  10. Doa penutup
  11. Talent Musik

KETERANGAN :
Susunan acara diatas bisa anda tambahkan atau ganti sesuai acara yang ingin anda tampilkan, jika pentas seni yang anda gelar bersifat Pentas musik dengan mengundang salah satu band papan atas, anda tinggal menambahkan penampilan musik dari band tersebut. Talent bisa anda tampilkan sesuai bakat siswa yang ada di sekolah anda, seperti musik, tari, sulap, bela diri, stand up comedy, drama, dan masih banyak lagi.

Jangan lupa tambahkan juga durasi yang harus dibawakan pada setiap tahapan acara, fungsinya untuk menentukan durasi berjalannya acara tersebut. Pada umunya pentas seni paling lama berdurasi 2 setengah jam. paling lama 4 jam.

Semoga bermanfaat dan maaf bila kurang berkenan

Sumber : http://sebilasinpo.blogspot.com/2013/12/contoh-membuat-susunan-acara-pensi-di.html

0 komentar:

Contoh Membuat Surat Resmi yang Baik dan Benar

CONTOH SURAT RESMI


Surat pasti tak asing lagi di mata kita. Dari semenjak kecil kita sudah tahu apa itu surat. Jika semasa SD kita masih mempelajari dasar membuat surat seperti surat izin tidak masuk sekolah, lain hal nya dewasa ini kita harus tahu bagaimana sih cara dan langkah-langkah membuat surat resmi. Surat resmi ini sering di gunakan oleh suatu badan organisasi, lembaga resmi, perusahaan, dan instansi maupun sekolah. 

Kita di tuntut harus bisa membuat surat apabila ke depannya kita bekerja di suatu perusahaan atau sekolah. Seperti contoh kita bekerja di perusahaan dan di tempatkan di bagian surat-menyurat. Kita harus pandai membuat surat resmi dengan aturan dan format yang benar. Tetapi pada kenyataannya saat ini masih ada bahkan banyak yang belum tahu membuat surat resmi. Untuk itu pada penulisan kali ini saya akan memberikan tutorial atau panduan cara membuat surat resmi yang baik dan benar.

PENGERTIAN SURAT RESMI


Sebelum kita lanjut mengenai pembuatan surat resmi, alangkah baiknya terlebih dahulu kita mengetahui pengertian atau definisi dari surat resmi itu sendiri. Surat resmi adalah surat yang dibuat dan digunakan oleh suatu lembaga, organisasi, instansi, atau perusahaan resmi tertentu dan di tujukan oleh suatu lembaga, organisasi, dan instansi tertentu lainnya dan dengan maksud dan tujuan tertentu dan telah di sahkan oleh hukum.

Adapun bagian-bagian surat yang harus dipenuhi untuk bisa dikatakan surat itu merupakan surat resmi. Bagian surat ini pun biasanya hanya terdapat pada surat resmi. Berikut bagian-bagian surat tersebut :
  • Kop Surat (Kepala Surat)
  • Nomor, Perihal, dan Tanggal
  • Alamat
  • Salam Pembuka
  • Isi surat
  • Salam Penutup
  • Identitas Pengirim
Dengan adanya bagian-bagian khusus ini kita dapat membedakan mana surat resmi dan mana surat yang tidak resmi atau surat pribadi. Kemudian bagaimana cara membuat surat resmi ? Membuat surat resmi berarti membuat surat dengan berpatokan pada aturan-aturan yang telah di tetapkan secara resmi. Membuat surat resmi `bisa di bilang gambang-gampang susah. Ya tapi terkadang masih ada juga tidak sesuai aturan. Tiap-tiap bagian surat pun memiliki aturan-aturan. Jadi bagi yang belum paham, disini akan kami bahasa bagaimana cara membuatsurat resmi. Contoh surat resmi tersebut seperti surat lamaran pekerjaan, surat dari instansi ke instansi lain, surat kuasa, dan lain-lain.

PANDUAN MEMBUAT SURAT RESMI


Apakah anda sudah tahu cara membuat surat resmi?, Kalau jawabannya belum, lanjutkan membaca. Dalam penyusunan surat resmi, tentu kita harus berpedoman dan berpatokan pada aturan yang berlaku.
Untuk mempermudah anda dalam pembuatan surat resmi yang baik dan benar, saya disini akan membahas masing-masing bagian surat beserta fungsinya yang terdapat dalam surat resmi, penjelasan lengkapnya bisa anda baca dalam ulasan berikut ini.

Kepala Surat
Kepala surat atau yang biasa di sebut kop surat ini berfungsi mempermudah penerima untuk mengetahui pengirim dari surat resmi tersebut. Kepala surat berisi alamat dan instansi atau lembaga pengirim. dan ciri-ciri kepala surat ini berada di paling atas dan terdapat garis hitam tebal sebagai pembatas.
cara dan panduan membuat kepala surat atau kop surat
Nomor, Perihal, dan Tanggal
Nomor surat berisi urutan surat yang dikeluarkan, kode surat, tahun, dan kode tujuan mengirim atau menerima. Perihal berfungsi agar penerima mengetahui inti atau tujuan dari surat resmi tersebut tanpa harus membaca keseluruhan isi surat tersebut. Sedangkan tanggal berisi tanggal dan hari pembuatan surat.
cara membuat alamat di surat
Alamat
Alamat surat terbagi atas dua macam. Pertama alamat yang ditulis di dalam surat dan kedua alamat yang di tulis di sampul surat. Fungsi alamat pada surat adalah sebagai berikut.
  • Mengetahui kepada siapa surat akan dikirim.
  • Penanda Arsip surat
  • Mempermudah pengirim untuk membawa ke penerima.
Salam Pembuka
Salam pembuka digunakan sebagai pembuka dari isi surat. 

Isi Surat
Dalam pembuatan surat resmi harus memperhatikan beberapa faktor seperti faktor bahasa. Bahasa yang baik dan mudah di mengerti akan mendapatkan simpati dari si penerima. Faktor lain yang harus di perhatikan yaitu isi surat harus jelas, singkat, padat, dan tentunya menarik.  Biasanya jika itu surat undangan, menyertakan hari dan tanggal, waktu pelaksanaan, dan tempat pelaksanaan.

Penutup
Salam penutup digunakan untuk menutup isi dari sebuah surat dan sebagai rasa permohonan dan terima kasih kepada penerima.
Contoh Surat Resmi :
Contoh Surat Resmi

Itulah tadi sedikit panduan dan contoh membuat surat resmi. Semoga materi ini bermanfaat bagi anda sekalian. Terima kasih telah berkunjung.

sumber : http://www.materisekolah.com/2015/08/contoh-dan-cara-lengkap-membuat-surat.html

0 komentar:

CARA MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH



A.     Pengertian Karya Tulis Ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah hasil penelitian, hasil evaluasi program pendidikan, dan/atau hasil gagasan untuk pemecahan atau menjawab suatu masalah dengan menggunakan tinjauan teori dan fakta/data di lapangan.

B.      Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fakta dan data dalam pemecahan masalah

C.      Karakteristik Karya Tulis Ilmiah
1.      Berfokus pada kajian tentang suatu masalah sentral yang tercakup dalam salah satu tugas pokok dan fungsi penilik PNFI.
2.      Menggunakan kajian empirik dari lepangan dan kajian teoritik dari studi kepustakaan.
3.      Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu singkat, padat, dan populer.

D. Sistimatika Karya Tulis Ilmiah

JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I :  PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
B.      Pembatasan dan Perumusan Masalah
C.      Tujuan Penelitian
D.     Asumsi
E.      Hipotesis/Pertanyaan Penelitian
F.       Metode Penelitian
G.     Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

BAB II : LANDASAN TEORITIS/STUDI KEPUSTAKAAN

A.       Teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, bersumber dari:
1.     Buku-buku ilmiah,
2.     Jurnal, makalah ilmiah
3.     Laporan penelitian
B.       Teori-teori yang relevan dengan motodologi penelitian.

BAB III : METODOLOGI/PROSEDUR PENELITIAN
A.      Definisi Operasional Variabel dalam Hipotesis, atau istilah-istilah dalam Pertanyaan Penelitian.
B.       Pengembangan Alat Pengumpulan Data.
C.       Penentuan Ukuran Sampel/Subjek Penelitian.
D.      Pengumpulan Data.
E.       Prsedur dan Teknik Pengolahan Data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.     Temuan-temuan Penelitian
B.      Pembahasan

BAB  V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI/
                IMPLIKASI
A.     Kesimpulan
B.      Rekomendasi/Implikasi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.     ALAT PENGUMPULAN DATA
B.      DATA PENELITIAN

RIWAYAT HIDUP


PENJELASAN BAB-BAB KARYA TULIS ILMIAH

BAB I: PENDAHULUAN

Bab I tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari karya tulis ilmiah. Pendahuluan ini berisi: Latar belakang masalah dan analisis masalah, rumusan masalah biasa dalam bentuk pertanyaan penelitian dan atau hipotesis, definisi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi atau anggapan dasar, metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian. Secara ringkas berikut ini dibahas satu persatu.

1. Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud mengungkapkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi penilik, pengembangan ilmu dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliti merasa tertantang, penasaran dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti untuk pemecahannya.  Sebaliknya,  keuntungan-keuntungan apa yang bakal diperoleh apabila masalah tersebut dipecahkan melalui penelitian. .Di samping itu, perlu diuraikan pula secara jelas masalah yang hendak diteliti di wilayah kerjanya. 
Untuk mampu merumuskan latar belakang secara runtut, jelas dan tujum, maka penilik dituntut untuk mampu membaca dan memaknai gejala-gejala yang muncul dalam dunia pendidikan luar sekolah.  Untuk  itu, pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang dimiliki penilik perlu sejak awal dilakukan. 

2. Rumusan Masalah
       Merumuskan masalah merupakan pekerjaan kecermatan. Hal yang dapat menolong penilik keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pak dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian beserta definisi operasionalnya (penjelasan istilahnya). Untuk mempermudah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya (pertanyaan penelitian) dan atau kalimat pernyataan yang berbentuk hipotesis setelah didahului uraian tentang masalah.

3. Pertanyaan penelitian dan Hipotesis
           Pertanyaan penelitian dan atau hipotetis dijabarkan dari rumusan masalah.  Pertanyaan penelitian dikemukakan dalam kalimat-kalimat tanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah atau sub masalah yang akan dicari jawabannya dalam karya tulis ilmiah.  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penilik sebagai peneliti.  Pertanyaan penelitian dan atau hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka yang akan dicari jawabannya atau masih harus diuji kebenarannya. Melalui karya tulis ilmiah, hipotesis akan dinyatakan dapat diterima diterima atau ditolak.
       Hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendetesiskan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak pada tempatnya.  Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat afirmatif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan, atau kalimat mengharapkan.

4. Penjelasan Istilah atau Definisi operasional
          Penjelasan istilah atau definisi operasional digunakan untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam pertanyaan penelitian atau variabel-variabel dalam hipotetis.   Tujuannya adalah supaya terdapat kesamaan persepsi antara peniik dan pembaca tentang istilah-istilah atau variabel-variabel yang diajukan olehpenilik sebagai peneliti.
        Penjelasan istilah atau definisi operasional harusnya sampai melahirkan indikator-indikator yang akan diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian.  Apabila dipandang perlu maka istilah yang terdapat dalam judul dan sub judul tesis dapat pula dijelaskan.  Namun yang paling diutamakan yaitu istilah-istilah dalam pertanyaan penelitian atau variabel-variabel dalam hipotesis.

5. Tujuan Penelitian /Studi
       Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan itu harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh sama dengan rumusan maksud penulisan karya ilmiah yang ditulis pada halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam.
       Tujuan penelitian bisa terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat tentang  apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir-butir (misalnya, 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.

6. Asumsi atau Anggapan dasar
       Fungsi asumsi atau anggapan dasar dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah itu. Asumsi/anggapan dasar dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi/anggapan dasar tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan bagi pertanyaan penelitian dan atau hipotesis.
       Asumsi/anggapan dasar dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, bukan kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.

7. Metode Penelitian
       Metode Penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahulaun bersifat garis besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pada Bab III. Ke dalam metode penelitian ini dimasukkan instrumen atau alat pengumpulan data. Metode, dapat disebut metode penelitian historis, deskriptif, inferensial, eksperimental, atau kaji tindak. Alat (instrumen) pengumpulan data dapat terdiri atas teknik angket, wawancara, observasi partisipatif, observasi non-partisipatif, atau tes. Pendekatan penelitian dapat berupa pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.  Dipaparkan pula teknik pengolahan dan analisis data.  Apabila dianggap perlu dapat pula dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya. Kedalam bab ini juga dimasukkan proses uji coba dan pengembangan instrumen penelitian yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.

8. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
       Di samping menyebut lokasi, populasi dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat suatu tempat tertentu  dan dengan subyek (populasi/sampel) penelitian tertentu pula. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan masalah, latar belakang masalah, dan tujuan penelitian, serta teknik analisis data.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS

       Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini :
(a)        apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
(b)       apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
(c)        setelah peneliti melakukan kajian secara komprehenshif, maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasannya. Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil penelitian tertentu saja dan tidak yang lainnya. Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa didahului telaah kepustakaan.
          Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu itu dipergunakan olehpenilik dalam penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.
       Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaka dapat dituangkan dalam 2 (dua) sub bab, masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan sub bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang digunakan dalam penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yangsecara garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam bab ini. Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang alat-alat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan beserta proses pengembangan dan uji validitas dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa sesuatu tekhnik atau prosedur/metode dipilih oleh peneliti.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

       Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian diikuti oleh pembahasan. Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga peneliti bersikap tidak segan-segan mengemukakan hasil-hasil penelitiannya itu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan.
       Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpaduoleh karena penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusannya tidak perlu sama.

BAB V: KESIMPULAN DAN IMPLIKASI/REKOMENDASI

       Dalam bab ini disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang  telah diperolehnya. Karena sudah ada unsur penafsiran,maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut : (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis maka penulisan kesimpulan dengan cara esei yang padat akan lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir.
       Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
       Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya Compact Disk, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
       Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis/tercerak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi. Cara menulis Daftar Pustakasecara khusus dijelaskan pada bagian Teknik Penulisan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
       Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diberi nomor urut Lampiran sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor Urut Lampiran akan mempermudah pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Arab dengan diselang satu tanda penghubung di mana angka depan menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.

RIWAYAT HIDUP
       Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang bersangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan apabila ada, karya ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atau diterbitkan. Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir perbutir dan dapat pula dibuat dengan gaya esei padat. Dalam tesis atau tesis gaya yang kedua lebih tepat dari pada gaya yang pertama.


DAFTAR PUSTAKA

Babbie, E. (1986).  The Practice of Social Research.  Belmont, Ca: Wadsworth Publising Co.
Creswell, J. W. (1994).   Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches.  London: Sage Publications.
Fowles, J. (1984).  Handbook of Futures Research.  London: Greenwood Press.
McTaggart, R. (1993).  Action Research: A Short Modern History.  Victoria, Austr.: Deakin University.
Moleong, L. J. (2001).  Metode Penelitian Kualitatif.  Bandung: PT Penerbit Remaja Rosdakarya.
Riyanto, Y. (2001).  Metodologi Penelitian Pendidikan.  Surabaya: Penerbit SIC.
Sudjana, D. (2004).  Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan nonformal dan Pengembangan SDM. Bandung: Fallah Production.
_________   (2001).  Hakekat Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).  Paper bahan Pelatihan Dosen PLS UPI dan Universitas Negeri Yogyakarta.  Bandung: Prodi PLS FIP UPI.
Suryabrata, S. (2000).  Metodologi Penelitian.  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tim Pelatih Proyek PGSM (1999).  Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).  Jakarta: Depdiknas.
Universitas Pendidikan Indonesia (2004).  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi).  Bandung: UPI Depdiknas.
Posted in: Membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI)

sumber; http://ratihtaa.blogspot.co.id/2012/09/cara-membuat-karya-tulis-ilmiah.html

0 komentar: